Jumat, 06 Maret 2015

Di Balik 98

Hai guys, akhirnya bisa nulis lagi nih, kali ini aku mau membahas 98. Ini bukan mereview film di balik 98, melainkan ini merupakan nama dari kelompok ospek GENSOED 2013. Langsung saja yuk simak ceritanya.
          Hari ini kuliah kosong. Yeah, I’m free! Hmmm mau ngapain yah? Aku memilih di kampus, lumayan bisa wifian sekaligus memperpanjang buku. Bolak-balik kosan, asput, dan wage tak terasa waktu pun menunjukkan pukul 16.00. Saat aku membuka handphone ternyata ada pesan dan panggilan tidak terjawab.
“Mba, ayo sudah di PKM nih.” sms dari Tika.
PKM? Memangnya ada janji yah? Oh iya aku baru ingat, kemarin malam Tika posting di grup untuk kumpul. Hampir saja lupa, akhirnya aku pun segera ke sana.
PKM memang selalu ramai, banyak sekali mahasiswa kumpul di sini. Mulai dari rapat, ikut kegiatan UKM atau bahkan ada yang sekedar numpang wifian doang. Mataku terlontar pada lelaki berbaju putih, setelah aku menghampiri teryata di sampingnya ada sekumpulan mahasiswa dan mahasiswi yang sedang asyik ngombrol.
“Teteh ...” wanita berkacamata memanggilku dengan penuh semangat.
“Hai ...” aku pun langsung masuk ke dalam lingkaran itu.
Kangen banget, akhirnya bisa bertemu kembali. Meski satu universitas tetap saja jarang ketemu. Seingatku terakhir ketemuan sekitar semester tiga. Paling juga yang sering ketemu itu Yogi sama Iqbal. Maklum masing-masing memiliki kesibukan. Saat itu yang baru datang ada Sofi, Eci, Tika, Ragil, David dan Cute.
“Yang lain mana?” tanyaku sambil menghitung anak yang baru datang.
“Pada gak bisa teh, Eep lagi sibuk persiapan untuk debat, Yogi lagi di kampus, Rifat sama Julda katanya nyusul.” Jelas Eci sambil mengotak-ngatik handphone-nya menunggu balasan sms.
“Kalau yang lain aku gak tahu nopenya teh soalnya dulu handphone-ku ketinggalan di Boyolali. Kontak gak ada, tadi saja aku minta nope Teteh ke Sofi.” Sambung Tika.
Saat melirik ke arah utara, ternyata Yuda sang maskot 98 yang sangat khas dengan bahasa ngapaknya datang menghampiri kita. Senang sekali akhirnya nambah lagi nih. Sumpah nih anak kocak banget, kalau lagi ngombrol sama Cute chemistry mereka dapet banget. Romantis tis pake banget deh hehe, sayang mereka sejenis upss...
“Eh, itu kayanya Iqbal loh!” David melirik ke arah sekre GBS.
David langsung memanggil Iqbal, dan akhirnya bisa gabung juga walau sebentar. Maklum dia lagi sibuk latihan buat acara wisudaan.
“Aku saja cuti loh, bolos saja ngapa?” Ucap David sambil memaksanya duduk.
“Maaf yah, tadi aku hanya izin telat latihan saja.” lelaki berjaket cokelat langsung berpamitan.
Awan hitam menyelimuti sore ini, hujan pun turun di iringi petir yang saling bersautan. Tak terasa yah, perasaan baru kemarin kita kumpul bareng, eh ternyata aku sudah semakin tua nih. Serasa mengulang masa lalu lagi deh, apalagi saat Iqbal menyuruh kami kenalan lagi.
“Kenalan lagi dong, nama dan asal yah!”
“Nama saya Sofi dari FISIP”
 Aku tak dapat menahan tawa saat Yuda menebak jurusan dengan gaya sok tahunya. Ragil dari Pertanian, Sofi dari Biologi dan aku dari jurusan kedokteran gigi (Yah memang kedokteran sih, jurusanku kan agroteknologi alias kedokteran tanaman). Sambil menunggu teman yang belum datang, kami pun berbagi cerita diiringi dengan gelak tawa. Kami bercerita tentang kesibukan masing-masing. Eci dan Sofi di Mapala, David di GBS, Yuda di Barongsai, sementara Tika dia memilih UKM Olah raga.
Langit semakin gelap dan hujan semakin deras, adzan magrib telah berkumandang. Akhirnya kami pun memutuskan untuk sholat magrib berjamaah di mushola sebelah pojok selatan PKM.
Hujan membiarkan kami untuk bersama, yah meski gak jadi makan di cafe tapi kaki lima pun jadi deh. Yaps, mie ayam depan PKM menjadi pelengkap kebersamaan kita.
“Makan itu bukan dengan apa melaikan dengan siapa.”
Mie ayam dengan jeruk dan teh panas menjadi menu pilihan yang paling tepat di tengah dinginnya hujan. Buktinya Ragil lahap banget makannya, mungkin dia sudah kelaperan dari tadi sore. Hehe ...
Oh iya hari ini Sofi jadi bahan candaan Yuda, cie di balik 98 ada cilok nih, eh salah cinlok.
“Makannya masak Fi biar dia gak kelaparan,” mata Yuda melirik Ragil yang sedang sibuk memainkan gadget. Nih pak ketua memang dari tadi diam terus, hanya jarinya saja yang gak bisa diam. Mungkin Ragil galau? Badannya memang di sini tapi pikirannya melayang. Kalau Tika, mantengin laptop terus. Hayo... lagi apa? Lagi nonton film ternyata.
Pertemuan ini bukan hanya melepas rindu semata tapi serasa lagi kursus bahasa. Wah kursus bahasa? Bahasa mandarin, prancis, thailand dan jepang. Aku dan Tika hanya melongo saat Yuda mengucapkan beberapa kata dengan Bahasa Mandarin. Ragil, Sofi dan Eci mungkin sedikit mengerti, maklum mereka anak FISIP ada matkul mandarin juga. Sedangkan David juga sedikit paham soalnya dia keturunan Chinese.
“Aku bahagia bisa mengenal kalian, di balik 98 ada kerinduan. Semoga bisa kumpul lebih lengkap lagi termasuk pendamping yang lagi sibuk banget, Kak Zein. Tetap jaga silaturahim kawan.”
          Itu sedikit cerita dariku, semoga bermanfaat. 98 aktif, kontributif dan produktif.